Jumat, 08 Oktober 2010

KATA-KATA KHAS (GAUL) ABAH HAJI

k
waktu kian hari semakin jauh meninggalkan kita dari pergolakan hidup dan ajal menjadi mendekat yang selalu mengiringi kita kapanpun dan dimanapun kita berada. disadari atau tidak bahwa jaman pun kian hari semakin maju dan berkembang pesat jauh berbeda ketika masa orang-orang tua kita dulu menikmati masa kanak-kanaknya, tak ayal lagi dengan kemajuan jaman dan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat, perubahan tatanan kehidupan, pergaulan dan gaya seseorang pun akan beragam, baik dari pola tingkahlaku, gaya hidup maupun dari gaya bahasa yang digunakan pun mengalami kemajuan, makanya ada sebagian remaja dan pemuda yang sering menampakkan agar dikatakan anak gaul maka bahasanya pun ikut-ikutan gaul. sehingga bermunculan bahasa yang kadang-kadang membuat telinga terasa panas dan gatal mendengarnya, namun itu kadang tidak bisa kita hindari karena sudah mewabah dan membumi dikalangan pemuda sekarang (anak gaul), seperti misalnya : gue gitu lho, dasar gayus, prikitiu,dasar lo muak tembok  (tembok) kan yang kalo da teroris ketangkep ditembok mati, apa aja boleh, ada aja, sapah sih lho, dan masih banyak lagi yang lainnya, yang ga asing ditelinga, dari bahasa gaul yang menggelikan, kasar, ga beretika sampai bahasa yang membuat senyum dan ketawa.
tapi taukah anda ternyata bukan anak muda saja yang bisa mencetuskan bahasa-bahasa gaul, kiayi juga bisa ko, seperti Bapak Gusdur dengan bahasa khas nya yang membumi "Gitu aja ko Repot". 
Namun tahu kah anda dengan sosok kiyai yang tak asing lagi di kenal di kalangan masyarakat sekitarnya, karena kiprah dan pengabdian di masyarakat, lebih-lebih dikalangan murid-muridnya, baik di pondok pesantren maupun sekolah, karena tekadnya yang selalu tulus, ikhlas dan istiqomah dalam mencerdaskan anak bangsa dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, pantang menyerah, berkpribadian, bermental baja dan lebih-lebih dalam akhlak dan beretika kepada sesama, beliau sering dikenal dengan sebutan abah Haji atau yai, yang mempunyai nama lengkap K.H. Hasbullah Qamar (Pendiri Pertama yayasan Madrasah Al-khairiyah Karang Tengah), dari didikan, gemblengan dan perjuangan beliaulah  dan para pendidik yang ikut andil didalamnya terlahir para cendekiawan, mubaligh, ustadz dan lain sebagainya.
namun bukan hanya itu saja yang dikenal dikalangan para santri/murid-muridnya, terkadang bahasa-bahasa yang keluar dari beliau pun mereka hafal dan mereka sesekali mengatakan (menggunakan) dan menirunya,  entah itu ketika mereka bercanda, penghibur dikala suasana kelas menjadi suntuk, menakut-nakuti yang lain ataupun ketika ngobrol bareng, karena dengan bahasa yang khasnya yang berbeda dengan yang lain dan mungkin tidak kita jumpai dari guru-guru yang lainnya lebih-lebih di tempat (sekolah) yang lain.
sering ketika Abah haji memanggil muridnya / santrinya abah memanggil dengan "mad (red: ahmad) atau dol (abdul), atau ketika bercerita didepan kelas/pesantren ketika menggambarkan perjalanan atau bergulirnya waktu atau pergantian masa, abah kadang mengeluarkan bahasa "alone gerobag gancange kerete (pelannya gerobag cepatnya kereta)".  atau ketika abah melihat muridnya melamun, melongo, pikiran melayang (tidak konsen) dalam belajar, abah kadang mengingatkannya dengan sebutan "lambitutut/ melongo beh", kite meh ngewanti-wanti neng sire kuh (saya selalu mengingatkan kepadamu).
Atau ketika muridnya tidak mengerti saja padahal itu pelajaran sudah diberikan  maka dengan bahasa hasnya mengatakan "gelo ti gondol-gondol (red: bodoh disimpan-simpan)". 
tak pelak lagi ketika melihat muridnya suka bercanda/ main-main dalam belajar, sudah gitu tidak mengerti dengan pelajarannya ditambah dengan melamun dan pikirannya melayang terbang jauh dan segudang permasalahan, maka abah kadang berkata "kaye monyet titeraseni, dasar sire ku mad kaye setan kilangan jimat,  dan masih banyak lagi bahasa-bahasa gaul lainnya, 
ada juga pantun khasnya yang sering abah ucapkan :
"nini-nini aki-aki
iwak teri ole mayang
maklum jaman saiki 
anak santri demen (pade) goyang
 kiranya hanya itu saja yang penulis bisa utarakan, karena sudah lama tidak bertemu , bercakap-cakap lagi dan sudah lama lulus dari sekolah Al-khairiyah, sehingga perkembangan bahasa (gaul) yang keluar dari abah kurang tau lagi. sekelumit bahasa-bahasa abah yang masih teringat di benak kepala. sungguh berharga sekali nasihat dan do'a yang diberikan abah, yang dulu tidak kusadari akan semua itu, akan nasihatnya dengan bahasa khasnya,  sehingga menjadi seperti sekarang ini, bagiku itu bisa dijadikan sebagai peringatan atau cambuk (kemalasanku), sebagai motifasi meraih masa depan yang gemilang, pendorong dan penyemangat hati ketika semakin kendor atau minimal ketika terbesit dipikiranku akan bahasanya, mengingatkan kepada masa lalu, masa sekolah, kawan-kawan, sehingga terkadang senyum sendiri, tertawa, menangis, dan sebagainya. atau paling tidak sesekali ketika mengisi materi (mengajar), secara tidak disadari  olehku keluar kata-kata (gaul) abah juga, yang terkadang untuk mencairkan suasana kelas ketika terasa suntuk, lesu, ngantuk dan sebagainya.
namun yang terpenting (esensi) dari semua itu adalah sebagai wujud kecintaan abah kepada murid-muridnya, wanti-wanti (peringatan / nasihat) agar belajar lebih giat dan sungguh-sungguh, supaya menjadi manusia yang berguna dan dinantikan kedatangannya dimasyarakat, bangsa negara, lebih-lebih agama yang menjadi pedoman hidup sebagai penerang jalan. 
Semoga engkau selalu dan tidak bosan-bosan untuk memberikan pencerahan dan wejangan hidup dan nasihat-nasihat yang membakar jiwa generasi bangsa dan agama untuk menjadi manusia yang berguna "(khoirunnas anfauhum linnas)" manusia yang siap menyongsong masa depan gemilang, 
jasamu abah sungguh tak terhingga, semoga engkau selalu diberi hidayah, inayah dan ampunan dari Alla SWT, 
sukron katsir ya murabbi, ya mudarris bila hadd.



Kamis, 07 Oktober 2010

DAPAT NGEJIPLAK
Oh Adinda , wajahmu nan cantik dihiasi jilbab laksana indahnya kubah Masjid di Depok yg dihiasi emas
Oh Adinda , sinar matamu sejuk laksana pancuran air wudhu
Oh Adinda , tebalnya alismu laksana tebalnya huruf AlQuran di awal Juz
Oh Adinda , tipisnya bibirmu laksana tipisnya Kitab Mukhtashor Jiddan
Oh Adinda , kata-katamu penuh hikmah laksana Kitab Al-Hikam
Oh Adinda , suaramu indah laksana lantunan ayat-ayat Al-Quran
Oh Adinda , kata-katamu penuh pengajaran bagi yg mendengarnya laksana Kitab Ihya 'Ulumiddin
Oh Adinda , kulitmu putih bersih nan halus laksana Mukena yg baru dibeli di Pasar Tanah Abang
Tapi Adinda , waktu demi waktu ... hari demi hari kulitmu menjadi kasar , kusam dan pecah-pecah laksana bedug Musholla Al-Hikmah

He17x ... jus kepiting


istighfar: guru Profesional

istighfar: guru Profesional

Senin, 05 Juli 2010

guru Profesional

Apakah dengan sertifikasi peningkatan mutu dan keprofesionalan guru semakin meningkat, pada dasarnya itulah yang diharapkan adanya sertifikasi, namun fakta dilapangan berbicara lain. banyak guru-guru yang sudah sertifikasi sekolah-sekolah yang gurunya banyak dapat sertifikasi, namun ternyata hasil UN (ujian Nasional) kemarin semakin menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. itu salah satu indikasi yang menunjukkan ketidakberhasilan dan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
selain itu juga gaya pengajaran dan pendidikan yang dilakukan masih monoton dan tidak adanya indikasi peningkatan dan variasi dalam mengajar. menurut saya dengan ada atau tidaknya sertifikasi sama saja, bahkan akan menjadi beban tersendiri terhadap pemerintah, hususnya terhadap anggaran yang dialokasikan terhadap pendidikan.
apakah sertifikasi masih akan diberlakukan atau disudahi saja..???. jadi bagaimana seharusnya untuk meningkatkan mutu dan profesional guru selain dari sertifikasi tersebut